Postingan

Tenggelam

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Aku telah melewati batasan-batasan harga diri sebagai seorang perempuan. Walau dunia pendidikanku lebih tinggi dari orang-orang baru disekitar. Empat belas tahun aku ikut suami bekerja sebagai karyawan di pabrik makanan ringan. Dia orang terpelajar juga. Tapi nasib berbicara lain. Impian tak sesuai kenyataan.   Menikmati hidup bersama tiga orang putra banyak tantangan. Butuh kesabaran dalam suasana serba kekurangan uang belanja. Namun kami tak mau menyerah, pasrah pada himpitan cobaan. Kami terus bergerak menggapai apa yang kami bisa. Tak kenal lelah, tak mudah menyerah.   Kami terus tenggelam dalam baris-baris doa sepanjang malam sunyi. Sebab syukur tidak hanya lewat ucapan.[]   Pasongsongan, 30/7/2021

Mencekam

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Tonah segera menyulut sebatang rokok. Hatinya tiba-tiba ciut ketika mendengar kabar suaminya ditangkap pihak kepolisian. Kasus korupsi anggaran di kantor suaminya bekerja terbongkar. Banyak pegawai lainnya terlibat. Kejahatan berjamaah.   Pikirannya menerawang jauh. Tonah mencari celah. Bagaimanapun caranya, ia harus menyelamatkan suaminya. Bukankah selama ini ia menikmati hasil tindak kejahatannya. Hati nurani tidak mungkin bisa dibohongi.   Lalu Tonah menghubungi para istri yang suaminya ditangkap lewat handphone. Ada kesepakatan kalau mereka akan membayar pengacara mahal.[]   Pasongsongan, 29/7/2021

Vaksin Covid-19 dan Kepercayaan Masyarakat

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Membangun kepercayaan penduduk di tanah air terhadap vaksin Covid-19 sungguh sulit. Tidak sedikit warga masyarakat saat ini yang menolak injeksi vaksin. Sedangkan kampanye gencar pemerintah terus digalakkan, bahwa vaksin itu aman. Vaksin membangun imun tubuh agar terhindar dari serangan virus corona.   Tapi ada pula beberapa pakar vaksin dan dokter yang menentang propaganda pemerintah. Mereka mengetengahkan argumen ilmiah tentang vaksin dan tetek bengeknya. Pro-kontra pun meluncur mulus diberbagai mass media, baik cetak dan elektronik. Apalagi di genggaman tangan publik ada handphone android, mereka leluasa tanpa batas bisa menyerap informasi.   Masyarakat luas saat sekarang bisa menilai mana yang benar dan salah, mana hoax dan fitnah. Bukankah hati nurani takkan bisa dibohongi. Tak mungkin rasa manis dibilang pahit, kecuali orang itu sedang sakit.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Petani Tembakau di Ujung Harapan

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Sebagian kecil petani tembakau di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep mulai panen. Mau tidak mau daun tembakau itu harus dipetik karena sudah menguning. Lagi pula daun bagian bawah tanaman tembakau telah mengering.   Hingga saat ini (Rabu, 28/7/2021) masih belum ada tanda-tanda gudang pabrikan rokok di Madura akan membuka pembelian. Kendati begitu, petani tembakau tetap optimis kalau hasil panennya akan ada yang membeli. Pijakan simple pemikiran mereka karena masih banyak orang merokok. Walau nanti mungkin harga tembakau rajang tidak seindah impian para petani.   Kita tahu bersama, bahwa gudang kecil perusahaan rokok lokal di Madura mulai banyak bermunculan. Serapan tembakau rajang otomatis lumayan besar. Hasil produksi dari home industri ini menyasar kebutuhan konsumen kelas menengah.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Syekh Ali Akbar: Penyebar Islam Pertama di Pantura Madura

Gambar
Makam Syekh Ali Akbar (kiri) dan istri. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Syekh Ali Akbar Syamsul Arifn erat kaitannya dengan Desa Pasongsongan. Nama Pasongsongan berasal dari kata “songsong” yang berarti “sambut”. Penyambutan setiap Raja Sumenep yang datang ke daerah Syekh Ali Akbar inilah nama Pasongsongan mengemuka. Beliau dikenal sebagai sosok penyebar agama Islam di wilayah pantai utara (pantura) Pulau Garam Madura. Islam berkembang pesat berkat dakwahnya.   Syekh Ali Akbar wafat 14 Jumadil Akhir 1000 dan dikebumikan di Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Setiap hari banyak peziarah datang dari berbagai daerah di luar kota.   Syekh Ali Akbar mendapat hadiah dari Bindara Saod (Raja Sumenep) berupa tanah luas di Pasongsongan. Beliau banyak membantu Kerajaan Sumenep dalam banyak hal. Salah satunya ketika putri beliau bersama pasukan Kerajaan Sumenep menang perang melawan penjajah Belanda di Aceh.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang ...

Tak Sanggup

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Aku tak bisa lagi berpikir normal ketika tumpukan persoalan hidup meledak di otakku. Tak bisa lagi mengimla apalagi menemukan solusi. Jalan pikiran menjadi buntu. Segala keinginan sederhana hancur berkeping-keping.   Kalau sudah begitu, aku tidur untuk menemukan angin segar ketenangan. Beruntung aku dikarunia bisa nyenyak tidur meski himpitan hidup menyesakkan rongga dada.   Istri dan uang tak ubahnya musuh dalam selimut. Tak jarang merongrong keimananku. Menerjang harga diri. Haruskah kutinggalkan mereka diantara pengertian saling memberi dan menerima tak menemukan noktah bahagia. Seperti banyak impian insan di alam fana ini.[]   Pasongsongan, 26/7/2021

Virus Corona

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Kepergiannya telah memasung sisa hidupku. Ia terpapar virus corona kata tim dokter dari pihak rumah sakit suamiku dirawat. Kami ikhlas diantara beban berat karena ada tiga anak yang harus kubesarkan. Bertambah besar tanggung jawabku karena harus melunasi cicilan di bank.   Tidak ada kerja. Kami tenggelam dalam telaga derita tak berpantai. Makan seadanya. Tak menerima bantuan, terlepas dari bidikan kebijakan pemerintah. Maka kujual apa saja yang bisa dijual selain keimanan di dada.   Bertahan pada titian kemiskinan. Kucurahkan segala kata di kalbu kepada-Nya. Karena sebagian besar manusia sulit dipercaya.[]   Pasongsongan, 26/7/2021